“
MALAS BELAJAR “
Besok
ada test Matematika. Sofyan bingung sekali, ia sama sekali tidak mengingat
materi yang akan digunakan untuk test besok. Sofyan benar-benar malas. Ia tidak
pernah mengerjakan pekerjaan rumahnya apalagi belajar. Tidak heran jika
sekarang Sofyan bingung sendiri karena tak satupun materi yang dia ingat.
Sekarang
Sofyan duduk melamun di meja belajarnya, dia baru saja di nasehati oleh bunda.
Bunda melihat buku penghubung dari wali kelas Sofyan. Bunda setiap hari selalu
melihat buku penghubung Sofyan supaya bunda mengerti bagaimana perkembangan
Sofyan di sekolah. Di buku penghubung Sofyan tertulis bahwa hari selasa besok
Sofyan ada test Matematika. Sofyan perlu diperhatikan belajarnya agar nilainya
menjadi bagus.
Bunda
langsung menasehati Sofyan dan menyuruhnya supaya tidak malas belajar lagi.
“kalau nilai Sofyan tidak bagus lagi, bunda akan memanggilkan guru les untuk
sofyan.” Begitu kata bunda saat menasehati Sofyan. Dan itu artinya jam belajar
Sofyan makin bertambah dong, Sofyan tidak mau jika jam belajarnya di tambah
lagi oleh bunda. Padahal itu untuk kebaikannya sendiri.
Sofyan
lalu mengambil buku pelajaran Matematikanya dan memulai belajarnya. Saat Sofyan
melihat buku Matematika di hadapannya matanya langsung berkunang-kunang melihat
rumus yang tidak ia mengerti. Lalu Sofyan berfikir, “apakah tidak ada cara
untuk pintar dalam pelajaran Matematika tanpa harus belajar ?.”
Sofyan
keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke kamar kakaknya yang sudah kelas 3
SMA. Kakak Sofyan bernama kak Hannah. “kak, apa ada cara bisa pintar Matematika
tanpa harus belajar dan menghafal rumus ?.” Lalu kak Hannah mengambil buku yang
di bawa Sofyan. “ kamu ini ada-ada saja dek, kalau kamu mau pintar ya harus
rajin belajar, apalagi jika ingin pintar dalam pelajaran Matematika. Kamu harus
tekun belajar dan tekun berlatih mengerjakan soal-soal yang ada di buku.”
“yahh
kak, Sofyan lihat satu halaman saja sudah pusing kak apalagi disuruh tekun
berlatih mengerjakan soal-soal yang ada di buku. Ya udah deh kalau begitu
Sofyan kembali ke kamar saja.” Kak Hannah geleng-geleng kepala melihat kelakuan
adiknya yang malas belajar.
Sofyan
kembali ke kamarnya dan duduk lagi di kursi meja belajarnya. Sofyan berfikir
keras bagaimana caranya agar dapat mengerjakan soal test besok tanpa harus
belajar hingga tak lama kemudian Sofyan tertidur di meja belajarnya. Dalam
tidurnya Sofyan bermimpi, ia sedang mengerjakan soal-soal test tanpan ada
kesulitan sedikitpun. Pasti ini karena aku semalam tidur menggunakan bantal
buku pelajaran, begitu katanya dalam mimpi. Sofyan mendapat nilai 100, nilai
paling tinggi di kelasnya. Teman, guru, dan orang tuanya sangat kagum padanya.
Sofyan
terbangun dari tidurnya dan sadar bahwa itu semua hanya mimpi. Lalu Sofyan
berfikir, apa nanti malam ia melakukan yang ada di mimpinya tadi agar besok pada saat test dapat
mengerjakan soal tanpa harus belajar. “hihi aku memang pandai”, kata Sofyan
sambil tersenyum. Akhirnya Sofyan benar-benar tidak mau belajar. Ketika ditanya
oleh bunda ia pun berbohong dengan mengatakan bahwa ia sudah selesai belajar.
KEESOKAN HARINYA…..
Perut
Sofyan mulas ketika melihat hasil test Matematikanya nilainya 30. Memang tadi
Sofyan benar-benar tidak bisa mengerjakan soal-soal, karena Sofyan tak satupun
mengingat materi maupun rumus. Ternyata menjadikan buku pelajaran sebagai
bantal itu hanya berhasil dalam mimpi saja, pikirnya.
Sekarang
Sofyan menyesal karena tidak mengikuti saran dari kak Hannah dan bunda yang
menyuruhnya belajar. Sofyan harus bersiap menerima nasehat dari bunda dan
disuruh belajar dengan lebih giat lagi. Bahkan bunda akan menyuruhnya untuk
mengikuti les tambahan. Sofyan kapok, ia tidak akan malas-malasan lagi jika di
suruh belajar. Apalagi mencari cara-cara aneh agar dapat pintar dengan cepat.
Pokoknya tidak lagi.
Bagaimana cara mengatasi kemalasan tersebut
BalasHapusYntkts
HapusBelajar lah
BalasHapus